Kamis, 25 Februari 2016

MAKALAH KELOMPOK 5

PROSES PENELITIAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426108802
Disusun oleh :

ANIS KUNCAHYANI                                        2013120984
DESI RAHMAWATI                                2013121227
LARAS WATI                                            2013121297
           NUR FATIROH                                           2013120226
           SUSMI YATI                                                2013122805

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2015
KATA PENGANTAR

           Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan  yang maha esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ proses penelitian” . Dan kami juga berterimakasih kepada Bapak  Angga Hidayat selaku dosen mata kuliah metodologi penelitian bisnis yang telah memberikan tugas ini kepada kami .
          Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai proses penelitian, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap  adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat  yang akan datang, mingingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membancanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

                                                                                 Pamulang, November 2015

                                                                                                                 Penyusun

                                                                                       


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                 i
DAFTAR ISI                                                                                                 ii
BAB 1 PENDAHULUAN                                                                            iii
A.    Latar Belakang                                                                               1
B.     Rumusan Masalah                                                                          2
C.     Tujuan                                                                                            2
D.    Manfaat                                                                                          2
BAB II PEMBAHASAN                                                                               3
            2.1. Kebutuhan akan angka teoritis                                                    3
            2.2.Variabel                                                                                          3
                    2.2.1. Jenis Variabel                                                                    4
                    2.2.2. Variabel Moderator                                                           5
                    2.2.3. Perbedaan Variabel Bebas dan Moderator                       5
                    2.2.4. Variabel Antara                                                                 5
            2.3 Kerangka Teoritis                                                                          6
                   2.3.1. Komponen Kerangka Teoritis                                            7
                   2.3.2. Kerangka Teoritis untuk Contoh 5.13                               7
            2.4 Penyusunan Hipotesis                                                                   10
                   2.4.1. Definisi Hipotesis                                                              10
                   2.4.2. Pernyataan Hipotesis : Format                                           11
                   2.4.3. Hipotesis Direksional & Non Direksional              11
                   2.4.4. Hipotesis Nol & Alternatif                                                12


             2.5. Pengujian Hipotesis dengan penelitian Kualitatif                       14
             2.6. Keuntungan Manajemen                                                             15
BAB III KESIMPULAN                                                                             16
              DAFTAR PUSTAKA                                                                    17



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setelah mempelajari proses penelitian yang merupakan kegiatan mengumpulkan data, mengolah, menyajikan dan meneliti suatu data atau peristiwa. Selanjutnya akan mempelajari uji hipotesis yang merupakan suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Peneliti bukannya bertahan kepada hipotesis yang telah disusun, melainkan mengumpulkan data untuk mendukung atau justru menolak hipotesis tersebut. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan di uji kebenarannya melalui penelitian yang di lakukan (Kuncoro, 2003:47). 
Sementara menurut  sekaran  Hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelatian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Hipotesis merupakan hasil penelitian seorang peneliti dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji kebenarannya.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kebutuhan akan kerangka teoritis ?
2.      Apa yang dimaksud pengertian variabel ?
3.      Apa yang dimaksud dengan kerangka teoritis ?
4.      Bagaimana cara penyusunan Hipotesis ?
5.      Bagaimana pengujian hipotesis ?
6.      Apa keuntungan manajerial ?

C.    Tujuan
1.      Tujuan umum
Makalah ini bertujuan untuk memberi informasi mengenai uji hipotesis
2.      Tujuan khusus
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas kelompok dengan mata kuliah metodologi penelitian.

D.    Manfaat
Makalah ini di buat sebagai gambaran untuk para mahasiswa/i agar dapat menerapkan uji hipotesis dalam suatu proses penelitian.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       KEBUTUHAN AKAN KERANGKA TEORITIS
Kerangka teoritis membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang di teliti. Teori itu sendiri adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi. Formulasi teori adalah upaya untuk mengintegrasikan semua informasi secara logis sehingga alasan atas masalah yang diteliti dapat dikonseptualisasikan dan diuji (Sekaran, 2000: 29-30).
Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Teori secara definitive, harus berlandaskan atas fakta empiris karena tujuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksi kenyataan atau realitas. Kalau teori tidak sesuai dengan kenyataannya barangkali karena upaya generalisasi. Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti.
 Dari kerangka teoritis bisa disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atau tidak. Penyusunan kerangka teoritis yang baik adalah hal utama untuk mendalami masalah yang sedang diteliti. Kerangka teoritis memberikan dasar konseptual bagi penelitian. Konsep itu sendiri adalah sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu. Dengan kata lain, konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu (Davis & Cosenza, 1993: 25). Konsep amat menentukan karena sukses suatu riset tergantung dari:
·                     Seberapa jelas kita mengkonseptualaisasikan sesuatu
·                     Seberapa jauh orang lain dapat memahami konsep yang kita pergunakan.
Karena kerangka teoretis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan hubungan antarvariabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apa pun, sangat penting untuk memahami apa arti variabel dan apa saja jenis variabel yang ada.
2.2       VARIABEL
Banyak para ahli mengemukakan mengenai Variabel, diantaranya Sekaran (2007:4) yang berpendapat bahwa variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Adapun Suryabrata  (1995) memahami arti variabel sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian dan sering pula variable penelitian itu dinyatakan sebagai gejala yang akan diteliti. Sedangkan menurut Kuncoro (2003:41) Variabel berarti sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama,  atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau pengamatan dengan menggunakan objek yang sama atau pada waktu yang sama akan tetapi menghasilkan variasi nilai yang berbeda.
2.2.1    JENIS VARIABEL
Menurut  Sekaran (2007:116) variabel utama itu terdiri dari empat jenis, yaitu:
                                             1.         Variabel Terikat  (dependent variable)
Merupakan variable yang menjadi perhataian utama peneliti.
                                             2.         Variabel Bebas (independent variable)
Adalah variable yang memengaruhi variable terikat entah secara positif maupun negatif. 
                                             3.         Variabel Moderator (moderating variable)
       Adalah variable yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variable terikat dan variable bebas.
                                             4.         Variabel Antara (intervening variable)
Adalah variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat.
Sedangkan Muhamad Idrus (2002) membagi tujuh jenis variabel, diantaranya:
1.      Variabel Bebas (variable independent)
Adalah variable yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Dalam konsep variabel bebas ditemukan bahwa variabel ini menjadi sebab hadirnya atau timbulnya variabel lain.
2.      Variable Terikat (variable dependent)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena variabel bebas.
3.      Variabel Moderator (moderating variable)
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
4.      Variabel Antara (variable intervening)
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dimanipulasi, dan dampak dampaknya harus disimpulkan berdasarkan dampak variable independent dan moderator terhadap fenomena yang diamati.
5.      Variable Control
Adalah variabel yang sengaja ditetapkan oleh peneliti jika ingin melakukan penelitian yang sifatnya membandingkan.

6.      Variable Laten
Merupakan konstruk teoritis atau hipotesis utama yang tidak dapat diukur secara langsung, untuk itu pengukuran variabel laten dapat dilakuakan melaui variabel indikator atau juga dikenal dengan nama variabel observasi, yang sebenarnya merupakan manifestasi konstruk variabel laten.
7.      Variable Terukur (observed/measured variable)
Variabel terukur adalah variabel yang datanya harus dicari melalui penelitian lapangan, misalnya melaui instrument-instrumen.

VARIABEL TERIKAT
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan varibialitasnya, atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi factor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap variabel terikat (yaitu menemukan variabel yang mempengaruhinya), adalah mungkin untu menemukan jawaban atau solusi atas masalah. Untuk tujuan tersebut, peneliti akantertarik untuk menguantifikasi dan mengukur variabel terikat, sama seperti variabel lain yang mempengaruhi variabel tersebut.

VARIABEL BEBAS
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatife. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam veriabel terikat. Dengan kata lain, varians variabel terikat ditentukan oleh variabel bebas. Untuk membangun hubungan sebab-akibat, variabel bebas dimanipulasi (manipulated) sebagaimana dijelaskan dalam Bab 7 mengenai Desain Eksperimen.

2.2.2    VARIABEL MODERATOR
Mengenai definisi variabel moderator, banyak para ahli yang mendefinisikannya, diantaranya Supardi (2005) yang mendefinisikan variabel moderator adalah variabel yang dianggap berpengaruh terhadap variabel dependen tersebut tetapi dianggap tidak mempunyai pengaruh utama.
 Adapun  Sekaran (2007:119) mengemukakan bahwa variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Yaitu kehadiran varibel ketiga (variabel moderator) mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan terikat. Sedangkan Idrus (2002:79) berpendapat bahwa variabel moderator  adalah variabel yang memengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Moderator adalah variabel yang saling berkaitan atau berhubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas , yang mana keduanya dipengaruhi oleh variabel moderat , akan tetapi tidak dianggap mempunyai pengaruh utama terhadap variabel terikat dan variabel bebas.
2.2.3  Perbedaan Variabel Bebas dan Variabel Moderator
Variabel bebas membantu kita dalam menjelaskan varian dalam variabel terikat, variabel bebas muncul pada temporal/waktu sebagai fungsi dari variabel bebas, yang sekaligus membantu kita dalam mengkonsepsi  hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas; variabel moderator memiliki contingen effect  pada hubungan antar variabel. Dengan kata lain , ketika variabel bebas menjelaskan  varian pada variabel terikat, variabel antara tidak ditambahkan pada varian yang telah dijelaskan oleh variabel terikat, sedangkan variabel moderator memiliki efek timbal balik dengan variabel bebas dalam menjelaskan varian. Oleh karna itu, jika tidak ada variabel moderator maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel antara tidak pernah ada.
2.2.4 Variabel Antara (intervening variable)
Variabel antara menurut Prasetyo (2005:68) adalah yang memiliki kedudukan sebagai variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan  Kuncoro (2003:42) berpendapat bahwa variabel antara adalah faktor yang secara teori berpengaruh pada fenomena yang di amati tetapi tidak dapat dilihat, diukur, atau dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan dampak variabel independen dan moderating terhadap fenomena yang di hadapi.
Adapun menurut Sekaran (2007:124) variabel antara adalah  variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara . Variabel antara mengemuka sebagai sebuah fungsi variabel bebas yang berlaku dalam situasi apapun, serta membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel antara merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi variabel terikat dan variabel bebas terhadap situasi yang diamati, serta dapat membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

2.3    KERANGKA TEORETIS
Kerangka teoretis merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antarvariabel melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey  literature.

Hubungan antara survey literatur dan kerangka teoritis adalah bahwa yang pertama menyediakan fondasi yang kuat untuk menyusun terakhir. Yaitu, survey literature mengidentifikasi variabel yang mungkin penting, sebagaimana ditentukan oleh temuan penelitian sebelumnya. Hal tersebut, sebagai tambahan untuk hubungan logis lainnya yang dapat dikonsepkan, membentuk dasar untuk model teoritis. Kerangaka teoritis mengelaborasi hubungan antarvariabel, menjelaskan teori yang menggarisbawahi relasi tersbut, dan menjelaskan sifat dan arah hubungan. Sebagaimana survey literature memberikan panggung untuk kerangka teoritis yang baik, hal tersebut pada gilirannya menyediakan dasar yang logis untuk menyusun hipotesis yang dapt diuji. ( Sekaran 2007:127)
Sedangkan menurut Kuncoro (2003:44) kerangka teoretis  adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek  penelitian  itu di tujukan.
Hal ini merupakan jaringan hubungan antarvariabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara , observasi , dan survey literature. Hubungan antara survey literature dan kerangka teoritis adalah survey literatur meletakan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka teoretis.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kerangka teoritis adalah suatu hal yang pokok dalam proyek penelitian yang mencakup seluruh proyek yang didasarkan, melalui berbagai proses dan dapat diuji kebenarannya.
2.3.1         Komponen Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis yang baik mengidentifikasi dan menamakan variabel-variabel penting dalam situasi yang relevan dengan definisi masalah.  Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoritis ( Sekaran 2007: 129) :
1.      Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas dalam pembahasan.
2.      Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain.
3.      Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan akan positif atau negatif.
4.      Harus ada penjelasan yang gambling mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan tersebut berlaku.
5.      Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.

2.3.2        Kerangka Teoritis untuk Contoh 5.13
Deregulasi Penerbangan telah menimbulkan perang harga antar perusahaan penerbangan. Banyak perusahaan penerbangan yang memotong biaya melalui berbagai cara untuk menurunkan harga . menurut laporan , delta air lines telah gagal menjaga keselamatan terbang yang mengakibatkan kecelakaan dengan sedikitnya 137 orang tewas pada tahun 1987. Empat faktor penting yang mempengaruhi kecelakaan tersebut adalah komunkasi yang tidak baik antara anggota kokpit sendiri, kurangnya kordinasi antara pengawas darat  dengan kru kokpit, kurangnya pelatihan yang diberikan kepada kru kokpit , dan filosofi manajemen yang mendorong struktur yang terdesentralisasi. akan sangat membantu untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan keselamatan selanjutnya.
Dapat kami tarik kesimpulan dari contoh di atas .
Sebelum memberi contoh untuk kerangka teoritsi maka akan di jelaskan sedikit tentang variabel terikat. Variabel terikat adalah pelanggaran keamanan yang merupakan variabel minat utama, dimana varians dicoba di jelaskan dengan empat variabel bebas yang berkaitan dengan contoh yang akan di jelaskan. Empat variabel tersebut yaitu :
1.      Komunikasi antar anggota kru
2.      Komunikasi anatara petugas kontrol yang di bandara dengan kru kopit
3.      Pelatihan yang di terima oleh kru kopit
4.      Desentralisasi
Diantara 4 variabel diatas memiliki hubungan yang saling terikat, jikat salah satunya tidak melengkapi maka dalam pelaksanaan kerja tidak akan lancar dan sempurna, atau akan lebih banyak kecelakaan kerja.

Untuk contoh ke empat variabel tersebut adalah :
1.      Komunikasi antar anggota kru
Suatu penerbangan yang di lakukan oleh delta airlines pada tahun 1987, telah terjadi kecelakaan sebanyak 137 orang penumpang tewas di sebabkan kurangnya komunikasi yang tidak baik antara anggota kokpit sendiri.
2.      Komunikasi antara petugas kontrol ya ng di bandara dangan kru kopit
Selain antar anggota kru tenyata pengawasan dari pihak bandara/darat dengan krukopid  juga sangat penting, karena tugas kru yang di bandara adalah mengawasi laju pesawat dan komunikasi pilot, jika itu semua tidak di jalankan maka akan banyak sekali kecelakaan.
3.      Pelatihan yang ndi terima oleh kru kopit
Sebelum kru kopit menjalankan tugas nya maka kru kopit wajib dilatih, jika kru kopit tidak melakukan pelatihan maka akan semakin besar kecelakaan yang akan terjadi, akan semakin banyak tabrak menabrak.
4.      Desentralisasi
                                    Filosofi management yang mendorong struktur yang terdesentralisasi.

                        Inti dari contoh tersebut adalah semakin sedikit komunikasi dan pelatihan yang di berikan kru kopit maupun kru yang di bandara maka akan terjadi nya kecelakaan dan pelanggaran keselamatan penerbangan,

                 Diagram skematis ( Sekaran 2007:132)  untuk kerangka teoretis dalam contoh 5.13


2.4      PENYUSUNAN HIPOTESIS
Setelah mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi/fenomena dan menetapkan hubungan antar variabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis , kita telah berada dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut ssecarailmiah melalui analisis statistic yang tepat, atau melalui analisis kasus negative (negative case) kita akan memperoleh informasi  terpercaya mengenai jenis hubungan  yang eksis diantara variabel yang berlaku dalam situasi masalah. Hasil pengujian tersebut member kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah  dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan yang dapat diuji disebut Penyusunan Hipotesis
2.4.1   Definis Hipotesis
Hipotesis menurut Sekaran (2007:135) adalah hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Dapat diuji , hipotesis yang dinyatakan dengan formulasi yang baik akan dapat diuji melalui uji Hipotesis , berdasarkan data yang dikumpulkan, dapat dilakukan  uji hipotesis sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang telah disusun  dapat diterima atau ditolak ( Kuncoro 2003:49 )
Menurut Kuncoro hipotesis (2003:47) adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.
Sedangkan menurut Supardi hipotesis (2005) adalah suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang logis tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang bersifat dugaan, dimana pernyataan tersebut dapat diuji kebenarannya berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
  2.4.2  Pernyataan Hipotesis : Format
Pernyataan Jika-Maka (If-Then Statement)
Hipotesis dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok (atau beberapa kelompok) yang terkait dengan variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proporsi atau dalam bentuk pernyataan jika-maka (if-then statement).  Dua contoh format tersebut :
v  Karyawan yang lebih sehat akan lebih jarang mengambil cuti sakit.
v  Jika karyawan lebih sehat, maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti sakit.
  2.4.3  Hipotesis  Direksional dan Nondireksional
Hipotesis Direksional menurut Sekaran (2007:137) adalah  jika , dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok, istilah-istilah seperti positif, nagatif, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya digunakan.



Contoh :
o   Semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan kerja karyawan.
o  Wanita lebih bermotivasi dibanding pria
Hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang mendalilkan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut.
Dengan kata lain, meskipun mungkin diperkirakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan di antara dua variabel, kita tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut akan positif atau negatif. Contoh Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja.
Demikian pula, bahkan jika kita dapat memperkirakan bahwa terdapat perbedaan antara dua kelompok pada satu variabel tertentu, dan mana yang kurang pada variabel tersebut. Contoh : Terdapat perbedaan antar nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia.
Jika peneliti hanya dapat membuat hipotesis bahwa ada hubungan yang signifikan, tetapi arahnya mungkin belum jelas, hipotesis dapat dinyatakan secara nondireksional. Sedangkan jika arah hubungan diketahui, adalah lebih baik untuk menyusun hipotesis direksional untuk alasan yang akan menjadi jelas.
  2.4.4    Hipotesis Nol dan  Alternatif
Hipotesis Nol menurut Supardi (2005) merupakan pernyataan untuk menguji secara analisis kuantitatif dengan perhitungan secara statistik.
Menurut Sekaran (2007:138) Hipotesis Nol (hipotesis nihil atau null hypoteses) adalah proporsi yang menyatakan hubungan yang definitif dan tepat diantara dua variabel.  Yaitu hipotesis ini menyatakan bahwa korelasi populasi antara dua variabel adalah sama dengan nol atau bahwa perbedaan dalam mean (rerata hiting) dua kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol (atau suatu angka tertentu). Secara umum, pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak ada hubungan (signifikan) antara dua variabel atau tidak ada perbedaan anatara dua kelompok.
Hipotesis Alternatif adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukan perbedaan antara kelompok.
Dapat di kebalikan dari hipotesis noll yang di lambangkan dengan Ha atau H1.
Hipotesis  Nol dirumuskan agar dapat diuji untuk penolakan yang mungkin. Jika kita menolak hipotesis nol, maka semua hipotesis alternatif yang diperbolehkan, berkaitan dengan simpulkan dari pendapat tersebut hipotesis alternatif adalah hipotesis yang merupakan hubungan tertentu yang diuji, dapat diterima. Adalah teori yang memungkinkan kita menaruh keyakinan dalam hipotesis alternatif yang dihasilkan dalam investigasi penelitian tertentu.
Setelah merumuskan hipotesis nol dan alternatif, uji statistik yang tepat (uij t, uji F) pun kemudian dapat diterapkan, yang akan menunjukan apakah hipotesis alternatif diterima atau tidak yaitu, bahwa ada perbedaan signifikan anatarkelompok atau bahwa terdapat hubungan signifikan di antara variabel, sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis.
            Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis (Sekaran 2007:141)
1.      Menyatakan hipotesis nol dan alternatif
2.      Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah parametrik atau nonparametrik
3.      Menentukan tingkat signifikan yang diinginkan ( p = 0.05, atau lebih, atau     kurang  )
4.      Memastikan jika hasil dari anlisis komputer menunjukan bahwa tingkat signifikan terpenuhi.
5.      Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif ditolak.
Dalam membuat dan menguji hipotesis dapat dilakukan dengan cara deduksi dan induksi. Dalam deduksi, model teoritis adalah yang pertama disusun, kemudian hipotesis dirumuskan, dikumpulkan, dan akhirnya diuji. Dalam proses induktif, hipoetsis yang baru dirumuskan berdasarkan apa yang diketahui dari data yang telah diperoleh, untuk kemudian diuji.
2.5       Pengujian Hipotesis dengan penelitian Kualitatif : Analisis Kasus Negatif
Seorang  peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis juga dapat disimpulkan dengan uji data kualitatif. Contoh  dalam  pengujian  kualitatif analisis kasus negatif adalah sebagai berikut:
Hipotesis kualitatif negatif muncul saat seorang  peneliti merasa tidak percaya diri akan benar tidaknya penelitian yang dia buat, itu di karenakan adanya hambatan dari beberapa pihak misalnya ( Sekaran 2007:143)

1.      Dari segi materi yaitu membutuhkan dana yang besar untuk melakukan observasi
2.      Kurangnya sumber yang di peroleh sehingga peneliti putus asa dalam melakukan observasi
3.      Tidak adanya objek yang akan di deliti
2.6       Keuntungan Manajerial
Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh konsultan.
 Demikian pula, pengetahuan mengenai arti signifikansi, dan mengapa sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, membantu manajer untuk bertahan dalam, atau berhenti dari dugaannya yang, walaupun masuk akal, tidak terbukti.  Jika pengetahuan semacam tersebut tidak dimiliki, banyak temuan penelitian tidak akan terlalu berguna bagi manajer dan pengambilan keputusan akan memunculkan kebingungan.


BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut kerangka teoritis memberikan dasar konseptual bagi peneliti, mengetahui jenis – jenis variabel. Membahas bagaimana kerangka teoritis disusun dan bagaimana hipotesis yang dapat di uji di hasilkan. Kita melihat contoh dimana variabel yang sama bisa menjadi variabel bebas, terikat, moderator, atau antara, tergantung pada situasi. Kita juga mempelajari kapankah hipotesis nol di terima atau di tolak, berdasarkan apakah hasil pengujian hipotesis memenuhi uji signifikansi atau tidak. Selain tersebut, kita juga secara singkat membahas uji untuk validasi dalam penelitian kualitatif.


DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajat Ph.d 2003. Metode Riset untuk Bisnis Ekonomi.
         Jogjakarta:  Erlangga
Prasetyo, Bambang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat
Supardi. 2005. Metodologi penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press
Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar